Pages

Upaya meningkatkan produktivitas tanaman karet

bibit
Upaya meningkatkan produktivitas tanaman karet perlu dilakukan mengingat lahan karet Indonesia merupakan yang terluas di dunia, yaitu sekitar 3,4 juta hektare (ha). Akan tetapi, produksi karet Indonesia masih kalah dari Thailand yang menjadi nomor satu dengan produksi 2,6 juta ton. Produktivitas karet nasional masih rendah dengan angka rata-rata hanya 0,8 ton perhektare (ha).
pemeliharaan bibitUpaya meningkatkan produktivitas karet nasional, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Barat, yang merupakan salah satu wilayah sentra penghasil karet Nasional, pernah mengadakan Bimbingan Teknis Tanaman  yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh peserta melalui pembinaan dan konsultasi, bimbingan teknis mengenai :
    bibit siap dipotongtanaman keret
  1. Budidaya dan Peremajaan Kebun Karet Rakyat  
  2. Proteksi Tanaman Karet dari Hama Penyakit  
  3. Teknik Pengelolaan Pasca Panen Karet  
  4. Jalinan Mitra Kerjasama dan Dinamika Kelompok  

Klon Unggul Penghasil Kayu

Pe-muliaan karet tidak hanya ditujukan kepada penemuan klon unggul penghasil lateks tetapi juga sebagai peng-hasil kayu (timberlatex clones).
Pada saat ini telah ditemukan sejumlah klon yang diunggulkan dari segi produktivitas lateks dan kayu
Dari Tabel di atas, jelas bahwa klon unggul terbaik mampu meng-hasilkan kayu log antara 236 dan 288 m3 per hektar pada umur 18 th di-samping produksi lateks sebesar antara 1.306 dan 2.270 kg karet kering/ha /tahun.
  • Klon IRR 33 lebih unggul se-bagai penghasil kayu dari pada peng-hasil lateks, sedangkan klon lainnya (IRR 30, IRR 32, IRR 39, dan IRR 54) unggul sebagai penghasil lateks maupun kayu. Produktivitas kayu dari klon tersebut diperkirakan akan men-capai lebih dari 300 m3 per hektar apabila dipanen pada akhir umur ekonomis karet (25-30 tahun).

Pengendalian Penyakit Gugur Daun Corynespora


Agar sifat resistensi klon dapat berfungsi secara efektif maka strategi penggunaannya dalam pe-ngendalian penyakit perlu dilakukan sebagai berikut:
  • Semua penanaman baru harus menggunakan klon resisten,
  • Membatasi luas dan jangka waktu pengembangan klon tertentu untuk menghambat perkembangan ras fisiologis dengan menerapkan konsep diversifikasi dan pergiliran klon secara konsisten,
  • Mengisolasi perkembangan penyakit dari setiap blok pertanaman yang terserang melalui tindakan terpadu antara lain penguguran daun, perlakuan fungisida, dan mempercepat peremajaan.
Klon-klon karet yang resisten terhadap Corynespora adalah AVROS 2037, BPM 24, BPM 107, PB 217, PB 260, PR 255, RRIC 100, RRIM 712, TM 2, dan TM 9.
Upaya meningkatkanproduktivitas tanaman karet